Sunday 3 December 2017

Suka Duka Menjadi Tester

Suka Duka Menjadi Tester Software


       Selamat Pagi , Siang dan Malam, terimakasih juga bagi yang sudah tersesat di blog ane, dalam dunia kerja banyak sekali jenis pekerjaan, salah satunya software tester, posisi ini biasanya berada di perusahaan teknologi informasi, kalau di liat dari bahasanya mungkin di nalar juga bisa tau artinya, yaitu kerjanya ngetes / mencoba aplikasi, sangat simpel ya ? tapi perlu diketahui terkadang ngga sesimpel itu dalam dunia testing software.


     Sebelum nya ane jelaskan sedikit,dalam dunia kerja Per testeran ada dua metode testing yaitu testing dengan menggunakan automasi dan testing manual, gambaran testing automasi yaitu kita menulis program lalu nanti kita jalankan program tersebut, lalu apakah hasilnya sesuai atau tidak. untuk testing manual  gambarannya yaitu kita misalnya melakukan testing fungsional, apakah fungsi-fungsi pada aplikasi sudah berjalan dengan benar, testing checklist yaitu nanti kita mendapatkan dokumentasi dari aplikasi tersebut nah kita tugasnya mencocokan dengan checklist, cuman ngikutin aja, sudah ada langkah-langkahnya tentunya.




      Lalu untuk jenis-jenis bug dalam sebuah aplikasi macam-macam, misalnya jenis bug fungsinal, bug usability, bug Visual, bug konten dan masih banyak lagi, tergantung apa yang kita test, jika kamu baru ketrima jadi tester untuk pertama kali jangan kuatir, nanti atasan anda pastinya akan mentraining dulu, sebenarnya ngga ribet-ribet banget kok.

     Nah untuk jenis tingkat keparahan bug ada macam-macam, ini sering disebut dengan severity, misalnya bug crash/freeze dimana ini bug sangat fatal jika sampai terjadi, contoh lain bug major, ini bug bisa dikatakan cukup mengganggu namun tidak membuat aplikasi stuck/crash, contoh lain bug minor, bug minor yaitu bug yang dampaknya hanya kecil/ tidak menganggu banget.



     Selama ane kerja jadi tester beberapa format umum penulisan bug yaitu baris pertama judul, baris kedua adalah lokasi dimana bug itu terjadi / url jika aplikasi yang di test adalah web, baris ketiga yaitu step / langkah-langkah bagaimana bug itu ditemukan, baris keempat yaitu hasil yang diharapkan, baris kelima yaitu hasil sebenarnya dan setelah itu informasi device / browser yang digunakan dan disertai dengan lampiran. berikut gambarannya format penulisannya
Tapi nggak semua perusahaan format penulisannya gitu, itu hanya gambaran saja, jika kamu baru akan test sebagai tester aplikasi bisa menulis seperti format itu, perlu diingat pada Step / Langkah sebuah perintah misal step 1 ) buka aplikasi xxx 2 ) lakukan login 3 ) tap ikon home 4 ) perhatikan, setelah ikon home di tekan maka aplikasi crash. nah itu contoh simpel sebuah step di dalam sebuah penulisan bug.

      Tapi pada saat ini banyak perusahaan yang menuntut calon karyawannya untuk bisa membuat automasi, nah ane sendiri juga belum belajar nih, perlu upgrade skill nih, dulu pernah di ajarin tapi ending nya lupa, tapi perlu diingat testing manual itu penting juga, karena biasanya hampir 70% bug ditemukan secara manual. 



        Nah sesuai dengan judul nih ini intinya pada dasarnya setiap pekerjaan itu pasti ada suka dukanya, tergantung bagaimana kita menyikapi, bukan bermaksud ane kurang bersyukur tapi ane pengen ngasih tau suka duka menjadi tester, pertama yang ena-ena nya dulu ya,kita adalah orang pertama mencoba aplikasi itu, jadi sebelum dirilis ke pasar kita sudah mencoba dahulu, biasanya perusahaan melarang karyawannya untuk jangan membocarkan sebuah aplikasi jika belum dirilis, jadi kalau kita jadi tester musti hati-hati, jangan sampai project yang kita kerjakan bocor / di ketahui publik sebelum rilis. Semakin kita melakukan testing aplikasi maka kita akan "kaya" tentang experience dalam menggunakan berbagai aplikasi. Menjadikan pribadi yang teliti, yep karena tugas tester itu mencari kesalahan disini kita dituntut untuk teliti, jangan sampai miss bug. Jika kita belajar tentang automasi maka otomatis kita dituntut untuk koding, nah ngga menutup kemungkinan kedepan kamu bisa serius mempelajari koding lalu naik level jadi developer.

    Nah ini yang engga ena-ena, profesi tester terkadang masih dipandang profesi yang ngga penting / ngga berkelas. Lalu Kalau ada bug / miss bug maka orang pertama yang akan di salahkan adalah si Tester, karena tugas utama tester adalah jangan sampai bug lolos setelah rilis. dan tester pun akan merasa salah. feel guilty. nah ini yang menjadi tanggung jawab seorang tester, jadi dipastikan bebas bug sebelum rilis ke pasar.



    Sedikit ane jelaskan mekanismenya saat ngbug, jadi biasanya si tester akan mendapatkan aplikasi yang masih beta, lalu jika ada bug maka kita akan membuat tiket/ issue, setelah itu tiket terkirim ke developer, lalu developer akan memperbaiki, setelah di perbaiki maka aplikasi dikirimkan ulang dan tugas kita adalah melakukan cek ulang bug- bug yang sudah diperbaiki, jika sudah ngga kejadian maka biasanya tester akan memberikan label/flag sudah fixed, dan jika masih kejadian biasanya tester akan melakukan reopen, atau membuka kembali bug tersebut agar diperbaiki oleh developer.

   Nah segitu dulu sob, semoga menjadikan gambaran, ini adalah pengalaman pribadi, mugnkin ada kesamaan atau perbedaan , dan jika ada kritik atau saran bisa dituliskan dikomentar, terimakasih sudah membaca...byebye 

4 comments:

  1. gan untuk seputar automasi tester gimana ? misal pakai bahasa pemrograman apa aja untung testing aplikasi ?

    ReplyDelete
  2. Kalo manual tester, kualifikasi skill yg dibutuhkan apa min?

    ReplyDelete
    Replies
    1. cuman pengetahuan tentang apps aja,..saya yakin siapa aja bisa om

      Delete